Friday, February 27, 2009

Laskar Emosi

Mimpi adalah kunci
untuk kita menaklukkan dunia
berlarilah tanpa lelah
sampai engkau meraihnya

Itulah sepenggal lirik dari soundtrack film Laskar Pelangi. Film yang sedang gencar-gencarnya diincar oleh para penikmat film Indonesia , dalam 2 bulan ini. Tidak terbatas bagi orang dewasa, film ini pun diperuntukkan bagi segala usia. Kisah yang diangkat dari novel yang berjudul sama dengan filmnya ini merupakan kisah emosional yang menarik serta sangat inspirasional.

Berbicara mengenai Laskar Pelangi, ada bagian menarik yang memberikan pelajaran pada kita. Pelajaran itu mengenai kekuatan imajinasi dan emosi. Dikisahkan dalam Laskar Pelangi, 10 anak yang berjuang dalam mengecap pendidikan. Juga kisah guru yang berjuang untuk terus mempertahankan sekolah agar tidak ditutup.

Akhirnya, dengan kekuatan imajinasi serta energi emosi yang kuat, mereka mendapatkan hasil yang luar biasa. Salah satu yang paling berkesan adalah ketika tokoh Lintang yang berjalan puluhan kilometer untuk mencapai sekolahnya. Dengan lokasi yang jauh itu, hebatnya dia
selalu bisa masuk sekolah.

Belajar dari Laskar Pelangi, pengalaman yang dialami para tokoh memberi inspirasi yang menarik bagi kita soal kekuatan imajinasi dan emosi. Sempurna rasanya bila setiap pencapaian cita-cita dimulai dengan sebuah visi yang jelas, diberengi kerja keras dan komitmen yang tinggi.

Sama seperti yang dirasakan oleh tiap tokoh dalam Laskar Pelangi.
Tentunya, akan lebih sempurna lagi, bila dalam pencapaian visi tersebut, ditambahkan bumbu emosi di dalamnya untuk membuat kita bersemangat meraih impian tersebut.

Sebagai contoh adalah kisah seorang rekan trainer saya. Dia adalah seorang yang pintar dan luar biasa dalam kinerjanya tatkala berkarya di Negeri Paman Sam. Namun, suatu ketika, dia menyadari dan melakukan refleksi perjalanan hidupnya. Hampa. Dia pun merasa bukan seperti itu hidup yang dia dambakan.

Kerinduan hatinya adalah menjadi genderang bagi orang lain agar terinspirasi maju. Dia mulai menciptakan kembali impiannya melihat dirinya mengajar dan memberikan motivasi yang membuat orang-orang menemukan jati dirinya dengan tersenyum. Bayangan seperti itulah yang dia dambakan sejak dulu. Hatinya mulai tergerak.

Dia pun bisa merasakan bagaimana bahagia mengalir pada dirinya ketika memikirkan impiannya terlaksana dan semangatnya pun mulai terpacu. Akhirnya, refleksi ini mendorongnya untuk meninggalkan kemapanannya dan segera kembali ke Tanah Air untuk memberikan warna luar biasa melalui suatu yayasan pendidikan.

Energi besar

Jika kita simak kembali contoh di atas, hal tersebut memperlihatkan kepada kita bahwa dengan kekuatan imajinasi dan emosi, mampu memberi kita energi yang lebih besar untuk mengarahkan diri dan melesat cepat mencapai tujuan kita.

Bahkan, dalam bukunya The Secret, Rhonda Byrne dengan tegas mengutip bagaimana emosi merupakan booster yang sanggup mendorong impian dan cita-cita sehingga lebih cepat terlaksana. Celakanya adalah ketika mimpi kita cuma sekadar mimpi, tetapi tidak ada unsur kebahagiaan, kesenangan serta antusiasme luar biasa yang turut menyerati impian kita.

Akibatnya, mimpi kita menjadi seperti roket yang terarahkan tetapi tidak memiliki tenaga pendorong yang menggerakkannya. Mungkin akhirnya kita akan sampai, tetapi butuh waktu lama.

Itulah sebabnya seperti kisah dalam Laskar Pelangi ini, sebaiknya kita pun belajar untuk menyadari bahwa cita-cita saja tidaklah cukup untuk bertahan. Namun, justru sama pentingnya adalah kemampuan kita untuk terus memompa diri agar terus konsisten meraih impian tersebut.

Seringkali saya katakan dalam pelatihan ataupun seminar, saya menekankan pentingnya imajinasi untuk sukses seseorang. Imajinasi penting, karena secara tidak sadar kita sedang membangun blueprint kesuksesan kita.

Selain imajinasi, diperlukan pula emosi dalam pencapaian impian kita. Ketika Anda mengimajinasikan impian Anda serta membungkusnya dengan emosi dalam bentuk perasaan positif, Anda akan mendapat energi tambahan yang membuat Anda lebih termotivasi, meski harus melewati tantangan yang berat sekalipun.

Saya teringat kisah Jacques Cousteau, pelopor ekspedisi bawah laut terkemuka yang ditanya bagaimana dia sanggup berkeliling bertahun- tahun melakukan pemotretan dan menempuh berbagai ancaman ombak ataupun makhluk laut berbahaya. Dengan senyum khasnya Cousteau
mengatakan dalam pikirannya hanya terbayang rasa bahagia bisa membuat orang mengagumi flora ataupun fauna laut yang indah.

Kembali ke kisah Laskar Pelangi, terdapat seorang tokoh guru bernama Ibu Muslimah dengan perasaan cintanya yang luar biasa kepada murid- muridnya yang membuatnya memilih untuk tetap tinggal mengajar.
Padahal, ada banyak tawaran baginya untuk meninggalkan sekolah yang hanya tinggal 10 murid itu. Plus, kesulitannya untuk mengajar sendiri di sekolah yang terancam tutup. Belum lagi dengan penghasilannya yang tidak seberapa.

Namun, emosi cinta dan kebahagiaan itulah yang membuatnya sanggup bertahan. "Tugas kita memang berat, tapi kita punya kewajiban memberikan pendidikan pada anak-anak yang tidak mampu ini", itulah jawaban yang dikeluarkan mengomentari kondisi yang dihadapinya.

Dari kalimat yang keluar dari tokoh ini, terlihat bagaimana kecintaannya yang begitu luar biasa kepada siswa-siswanya yang membuatnya memilih untuk bertahan menjadi guru. Itulah rahasia emosi di balik kemampuannya untuk mempertahankan sekolahnya.

Maka, hingga di sini dapat disimpulkan bahwa dalam pencapaian sukses, Anda harus empunyai visi yang jelas. Kemudian, imajinasikan setiap detail pencapaian Anda. Lakukan pula aksi Anda dengan komitmen yang mantap. Namun, jangan lupa, tutup dan bungkuslah impian Anda dengan kekuatan emosi.

Sumber: Laskar Emosi oleh Anthony Dio Martin, Managing Director HR
Excellency

No comments:

Post a Comment